Batuan beku berasal dari pembekuan magma. Mineral-mineral yang menghablur terutama berupa silikat-silikat. Menurut Clarke dan Washington, kerak bumi sampai kedalaman sekitar 10 mil terdiri dari 95% batuan beku.
Klasifikasi batuan beku pada umumnya mendasarkan pada 2 faktor utama, yaitu tekstur dan komposisi mineralogi. Rata-rata susunan mineralogis batuan beku adalah sebagai berikut: 17% olivin, piroksin, amfibol; 4% muskovit dan biotit; 60% felspat; 12% kwarsa; 7% mineral asesoris.
Klasifikasi batuan beku pada umumnya mendasarkan pada 2 faktor utama, yaitu tekstur dan komposisi mineralogi. Rata-rata susunan mineralogis batuan beku adalah sebagai berikut: 17% olivin, piroksin, amfibol; 4% muskovit dan biotit; 60% felspat; 12% kwarsa; 7% mineral asesoris.
Tekstur batuan beku
Tekstur batuan beku dapat berupa faneris, porfiris, afanitis, dan glas. Tekstur batuan berku dapat menunjukkan secara garis besar kondisi pendinginannya dan informasi cara terjadinya. Ada 2 cara terjadinya batuan beku, yaitu:
1. batuan beku plutonik, yang terbentuk secara intrusif, dan
2. batuan beku vulkanik, terbentuk secara ekstrusif.
Selain itu, ada juga cara terjadinya batuan beku yang lain, yaitu hypabisal, yang terletak antara plutonik dan vulkanik. Batuan yang dihasilkan adalah batuan beku gang.
Tekstur batuan beku dapat berupa faneris, porfiris, afanitis, dan glas. Tekstur batuan berku dapat menunjukkan secara garis besar kondisi pendinginannya dan informasi cara terjadinya. Ada 2 cara terjadinya batuan beku, yaitu:
1. batuan beku plutonik, yang terbentuk secara intrusif, dan
2. batuan beku vulkanik, terbentuk secara ekstrusif.
Selain itu, ada juga cara terjadinya batuan beku yang lain, yaitu hypabisal, yang terletak antara plutonik dan vulkanik. Batuan yang dihasilkan adalah batuan beku gang.
Faneris
Jika batuannya secara keseluruhan kristalin, lebih dari 50% kristalnya dapat diamati dengan mata biasa, dan dapat teridentifikasi baik dengan kaca pembesar maupun tidak. Mikroskop hanya diperlukan untuk identifikasi kristal yang lain.
Jika batuannya secara keseluruhan kristalin, lebih dari 50% kristalnya dapat diamati dengan mata biasa, dan dapat teridentifikasi baik dengan kaca pembesar maupun tidak. Mikroskop hanya diperlukan untuk identifikasi kristal yang lain.
Porfiris
Batuannya mengandung fenokris (kristal-kristal besar) yang dikelilingi oleh massa dasar yang lebih halus. Fenokris cukup besar untuk dilihat mata biasa, demikian pula dengan massa dasar yang berbutir kasar. Identifikasi dengan mikroskop dilakukan untuk massa dasar yang berbutir sangat halus.
Batuannya mengandung fenokris (kristal-kristal besar) yang dikelilingi oleh massa dasar yang lebih halus. Fenokris cukup besar untuk dilihat mata biasa, demikian pula dengan massa dasar yang berbutir kasar. Identifikasi dengan mikroskop dilakukan untuk massa dasar yang berbutir sangat halus.
Afanitis
Batuannya secara keseluruhan terdiri atas kristal yang berbutir sangat halus (mikrokristalin), seluruhnya tersusun dari glass, atau tersusun dari kristal berbutir sangat halus dan glass. Tidak ada kristal halus yang dapat diidentifikasi dengan mata biasa, walaupun dengan bantuan kaca pembesar.
Berasosiasi dengan tekstur tersebut, berdasarkan keasamannya ada pembagian komposisi batuan beku.
1. Asam (acidic), memiliki kandungan ortoklas > 2/3 dari jumlah feldspar; kwarsa banyak.
2. Menengah (intermediate), memiliki kandungan ortoklas dan plagioklas hampir seimbang; kwarsa kurang berarti daripada dalam asam.
3. Basa (basic), memiliki kandungan plagioklas > 2/3 jumlah feldspar; kwarsa ada dalam jumlah yang sangat kecil, tetapi mineral ferro-magnesia lebih banyak.
4. Ultra Basa (ultra basic), tidak memiliki feldspar dan kwarsa; piroksin dan olivin lebih penting dan banyak magnetit, ilminet, serta kromit.
Batuannya secara keseluruhan terdiri atas kristal yang berbutir sangat halus (mikrokristalin), seluruhnya tersusun dari glass, atau tersusun dari kristal berbutir sangat halus dan glass. Tidak ada kristal halus yang dapat diidentifikasi dengan mata biasa, walaupun dengan bantuan kaca pembesar.
Berasosiasi dengan tekstur tersebut, berdasarkan keasamannya ada pembagian komposisi batuan beku.
1. Asam (acidic), memiliki kandungan ortoklas > 2/3 dari jumlah feldspar; kwarsa banyak.
2. Menengah (intermediate), memiliki kandungan ortoklas dan plagioklas hampir seimbang; kwarsa kurang berarti daripada dalam asam.
3. Basa (basic), memiliki kandungan plagioklas > 2/3 jumlah feldspar; kwarsa ada dalam jumlah yang sangat kecil, tetapi mineral ferro-magnesia lebih banyak.
4. Ultra Basa (ultra basic), tidak memiliki feldspar dan kwarsa; piroksin dan olivin lebih penting dan banyak magnetit, ilminet, serta kromit.
Jenis Batuan Beku:
1) Batu
Apung
Batu Apung |
o
Ciri : warna keabu-abuan, berpori-pori,
bergelembung, ringan, terapung dalam air
o
Cara
terbentuk : dari
pendinginan magma yang bergelembung-gelembung gas
o
Kegunaan : untuk mengamplas atau menghaluskan
kayu, di bidang industri digunakan sebagai bahan pengisi (filler), isolator
temperatur tinggi dan lain-lain.
2) Obsidian
Obsidian |
o
Ciri : hitam, seperti kaca, tidak ada
kristal-kristal
o
Cara
terbentuk : terbentuk dari
lava permukaan yang mendingin dengan cepat
o
Kegunaan : untuk alat pemotong atau ujung
tombak (pada masa purbakala) dan bisa dijadikan kerajinan
3) Granit
Granit |
o
Ciri : terdiri atas kristal-kristal kasar,
warna putih sampai abu-abu, kadang-kadang jingga, Batuan ini banyak di temukan
di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran sungai besar ataupun di dasar
sungai.
o
Cara
terbentuk : dari
pendinginan magma yang terjadi dengan lambat di bawah permukaan bumi
o
Kegunaan : sbg bahan bangunan
4) Basalt
Basalt |
o
Ciri : terdiri atas kristal-kristal yang
sangat kecil, berwarna hijau keabu-abuandan berlubang-lubang
o
Cara terbentuk : dari
pendinginan lava yanng mengandung gas tetapi gasnya telah menguap
o
Kegunaan : sebagai bahan baku dalam industri
poles, bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll)
5) Diorit
Diorit |
o
Ciri : Kelabu bercampur putih, atau hitam
bercampur putih
o
Cara
terbentuk : dari hasil
peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu subduction zone,
biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan membentuk suatu gunung
didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu benua, seperti pada deretan
Pegunungan)
o
Kegunaan : sbg batu ornamen dinding maupun
lantai bangunan gedung dan sbg bahan bangunan (hiasan)
6) Andesit
Andesit |
o
Ciri : batuan bertekstur halus, berwarna abu-abu
hijau tetapi sering merah atau jingga
o
Cara
terbentuk : berasal
dari lelehan lava gunung merapi yang meletus, terbentuk (membeku) ketika
temperatur lava yang meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100 derajat
Celsius.
o
Kegunaan : Nisan kuburan, Cobek, Arca untuk
hiasan, Batu pembuat candi
7) Gabro
Gabro |
o
Ciri : Berwarna hitam, hijau, dan abu-abu
gelap. Struktur batuan ini adalah massive, tidak terdapat rongga atau lubang
udara maupun retakan-retakan. Batuan ini memeiliki tekstur fanerik karena
mineral-mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral yang
besar menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang
relatif lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar
o
Cara
terbentuk : terbentuk
dari magma yang membeku di dalam gunung
o
Kegunaan : untuk penghasil pelapis dinding (
sebagai marmer dinding )
8) Liparit
Liparit |
o
Ciri : bertekstur porfiris dan umumnya
berwarna putih, mineral pembentuknya feldspar, kuarsa, biotit dan mungkin juga
mineral berwarna gelap.
o
Cara
terbentuk :
o
Kegunaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar