Proses yang dilakukan pada tahapan pre-processing adalah meliputi:
1. True Amplitude Recovery
Tahapan ini diperlukan untuk memulihkan kembali besaran-besaran amplitudo karena kehilangan energi yang disebabkan oleh hal-hal tersebut di atas agar seolah-olah energi adalah sama pada setiap titik. Adapun proses pemulihan amplitudo ini adalah dengan cara mengaplikasikan nilai koreksi amplitudo konstan dengan nilai koreksi sebesar 1,6 dB/sec.
2. Edit Trace
Prinsip dari proses editing ini adalah membuang atau menghapus sinyal-sinyal yang tidak diinginkan (noise) dalam processing data seismik. Pada tahapan ini, ada dua buah proses editing yang dilakukan, yaitu proses killing trace, dimana pada proses ini dilakukan penghapusan trace-trace yang mengandung noise dalam bentuk 1 dimensi saja (dimensi waktu).
Proses yang kedua adalah muting, dimana pada proses ini dilakukan pembuangan sinyal-sinyal noise yang tidak diinginkan dalam bentuk 2 dimensi. Muting ini biasanya membuang sinyal-sinyal noise yang muncul sebelum first break time. Adapun jenis mute yang dipakai pada proyek ini adalah top mute.
Selain itu, proses muting ini juga dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengecek (QC) hasil dari geometry assignment yang telah dilakukan sebelumnya. Apabila terjadi kesalahan dalam proses geometry assignment, maka hasil plotting dari nilai-nilai mute yang kita berikan akan tidak cocok dengan data. Hal ini terjadi dikarenakan bentangan yang terjadi di lapangan berbeda dengan pattern yang telah kita set sebelumnya pada geometry assignment. Jika terjadi kesalahan semacam ini, maka perlu dilakukan perbaikan ulang pada proses geometri assignment dengan nilai-nilai pattern yang benar.
3. Filtering
Pada prinsipnya, frekuensi sinyal seismik di lapangan mempunyai bandwith yang cukup lebar. Pada projek A5.43 ini bandwith frekuensi yang dihasilkan mempunyai range frekuensi 1 – 250 Hz. Oleh karena itu, dari sekian range bandwith frekuensi yang dihasilkan tersebut, tidak semuanya merupakan data-data sinyal seismik, sebagian merupakan sinyal-sinyal noise. Untuk itu diperlukan suatu proses yang dapat memisahkan range frekuensi antara sinyal sesimik dengan sinyal noise yang biasa dikenal dengan proses Filtering. Band-pass filter adalah metoda yang mudah untuk menekan noise yang ada di luar spektrum frekuensi dari sinyal yang diinginkan.
Adapun filter digital yang dipakai pada projek ini merupakan filter digital bandpas filter dengan range nilai frekuensi 8 – 10 – 40 – 50 (Hz). Nilai parameter ini didapat dari hasil try & error tes parameter di awal pengerjaan.
4. Dekonvolusi
Dekonvolusi dilakukan sepanjang sumbu waktu (time axis) yang bertujuan untuk meningkatkan resolusi temporal dengan mengkompresi wavelet seismik asal sampai mendekati bentuk spike dan meminimalkan reverberasi gelombang. Untuk itulah, maka pada awal pengerjaan dekonvolusi diperlukan suatu time gate dimana di dalam gate tersebut diusahakan tercakup nilai-nalai sinyal to noise rasio yang cukup baik agar dihasilkan operator dekonvolusi yang tepat. Biasanya nilai signal to noise rasio yang masih cukup baik terdapat antara first break time sampai beberapa milisecond di bawahnya, dimana amplitudo sinyal masih dapat terlihat cukup kuat.
Adapun jenis dekonvolusi yang dipakai pada pengolahan data kali ini adalah tipe spike / predictive dekonvolusi, dimana konsep dari metode ini yaitu dengan menggunakan teori filter Wiener yang merupakan sebuah operasi matematik yang menganut azas kuadrat terkecil dalam menjalankan operasinya.
5. Koreksi Statik
Tujuan dari koreksi statik ini adalah untuk menghilangkan pengaruh topografi terhadap sinyal-sinyal seismik yang berasal dari reflektor. Pada flow ini dilakukan perhitungan koreksi statik berdasarkan metode refraksi statik. Sebelum menjalankan refraksi statik, user harus menjalankan subflow apply elevation statics terlebih dahulu untuk menghasilkan harga koreksi statik source dan receiver.
Koreksi statik yang telah telah dihasilkan tersebut akan disimpan di dalam database source dan receiver sebagai koreksi statik ketinggian (elevation statics), yang diperlukan untuk perhitungan koreksi refraksi statik sisa (residual refraction statics).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar