Maluku seram bagian timur.
Dari aspek geologis, berdasarkan Peta Geologi Lembar Maluku dari Pusat Penelitian Geologi (P3G) Bandung (1980) dan beberapa informasi dari RePPPot (1988) dan Rutten (1917-1919) maka karakteristik geologi Provinsi Maluku adalah terdiri dari batuan sedimen, batuan metamorfik dan batuan beku dengan penyebaran yang hampir merata di setiap gugus pulau. Hal ini dipengaruhi oleh klasifikasi umur pulau/kepulauan yang terbentuk pada 50-70 juta tahun yang lalu, pada periode Neogeon sampai Paleoceen, kendati P. Seram telah berusia 3000 juta tahun yang terbentuk pada periode Achracium. Karakteristik tersebut juga dipengaruhi oleh letak Maluku diantara lempeng bumi Indo-Australia, Pasifik, Laut Filipina dan Laut Banda, sehingga memberikan sebaran beberapa gunung api baik yang masih maupun sudah tidak aktif lagi.
Sebaran geologi, variasi dan jenis tanah menurut gugus pulau
Gugus Pulau
|
Cakupan
|
Bagian Geologi
|
Variasi Geologi
|
Jenis tanah dominan
|
GP.I
GP.II
GP.III
GP.IV
GP.V
GP VI
|
Buru, Seram, Ambon Lease, Gorom, Geser, Monowako, Banda dan TNS
Kep. Kei dan Kep Kesui
Kep. Aru
Kepulauan Tanimbar (Pulau Yamdena), Larat, Waliaru, Selaru, Selu, Sera dan Molu
Kep Babar dan Sermata
Pulau Damar, Romang, Leti, Moa, Lakor, Kisar dan Wetar.
|
Batuan Sedimen
Batuan Metamorfik
Batuan Sedimen
Batuan Metamorfik
Batuan sedimen
Batuan Sedimen
Batuan Metamorfik
Batuan Beku
Batuan Sedimen
Batuan Metamorfik
Batuan Beku
Batuan Sedimen
Batuan Metamorfik
Batuan Beku
|
Aluvium, gamping terumbu, koral,napal, batu pasir, batu kapur, konglomerat, tufa bersusun andesit dan basalt.
Filit, skist dan kuarsit
Aluvium, batu gamping terumbu,konglomerat, batu pasir kuarsa dan batu kapur
Filit, skist, kuarsit, granit, grandiorit dan riolit
Aluvium, batu gamping terumbu, konglomerat, batu pasit kuarsa dan batu kapur
Aluvium, batu gamping terumbu, konglomerat, batu pasir kuarsa, batu kapur, koral
Granit, grandiorit dan riolit
Batuan ultra basa andesit dan diorit
Aluvium, batu gamping terumbu, konglomerat, batu pasir kuarsa, batu kapur, koral
Granit, grandiorit dan riolit
Batuan ultra basa andesit dan diorit
Aluvium, batu gamping terumbu, konglomerat, batu kapur dank oral
Granit, grandiorit dan riolit
Batuan ultra basa andesit dan diorit
|
Regosol, alluvial, gleisol, kambisol, litosol, rensina, brunizem dan podsolik
Regosol, alluvial, gleisol, kambisol, litosol, rensina, brunizem dan podsolik
Regosol, alluvial, gleisol, kambisol, litosol, rensina, brunizem dan podsolik
Regosol, alluvial, gleisol, kambisol, litosol, rensina, brunizem dan podsolik
Regosol, alluvial, gleisol, kambisol, litosol, rensina, brunizem dan podsolik
Regosol, alluvial, gleisol, kambisol, litosol, rensina, brunizem dan podsolik
|
Sumber: Laporan Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Provinsi Maluku- Buku I, Kondisi dan Potensi Wilayah, Tim Lembaga Penelitian Universitas Pattimura, Kerja Sama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Maluku dengan Lembaga Penelitian Universitas Pattimura.
anggapan Terjadinya gempabumi di Laut Banda, Maluku berdasarkan informasi yang diperoleh dari BMG, Jakarta, USGS, Amerika Serikat, sebagai berikut:
- Parameter Gempabumi:
Waktu Kejadian
|
Lokasi
|
Magnituda
|
Kedalaman
|
Lokasi
|
Sumber
|
01-Juni-08
16:42:38 WIB |
4.39°LS-129.74BT
|
5.5 SR
|
104 Km
|
194 km Tenggara Ambon-Maluku
|
BMG
|
01-Juni-08
17:33:34 WIB |
4.32°LS-129.67°BT
|
5.7 SR
|
67 Km
|
184 Tenggara Ambon-Maluku
|
BMG
|
01-Juni-08
16:42:32 WIB |
4.577°S-129.592°BT
|
5.5 Mw
|
10 Km
|
185 Tenggara Ambon-Maluku
|
USGS
|
01-Juni-08
17:33:28 WIB |
4.524°LS-129.614°BT
|
5.8 MW
|
10 Km
|
185 Tenggara Ambon-Maluku
|
USGS
|
- Kondisi Geologi Daerah Terkena Gempabumi:
Pusat gempabumi berada di laut, wilayah yang dekat dengan sumber gempabumi adalah Pulau Seram. Kondisi geologi Pulau Seram didominasi oleh batuan berumur Pra-Tersier. Batuan berumur Tersier dan Kuarter ditemui di wilayah utara Pulau Seram dan Pulau Banda (Ambon). Gempabumi akan terasa kuat di daerah sekitar pusat gempa yang disusun oleh batuan vulkanik dan aluvium berumur Kuarter serta batuan sedimen berumur Tersier yang mengalami pelapukan sehingga bersifat, urai, lepas, dan memperkuat efek goncangan gempa. - Penyebab Gempabumi:
Gempabumi ini diperkirakan berasosiasi dengan zona subduksi di Utara Pulau Seram, Maluku. - Dampak Gempabumi:
Berdasarkan informasi dari BMG, gempabumi ini di rasakan di Pulau Banda dengan intensitas II-III pada skala MMI (Modified Mercalli Intensity). Hingga laporan ini dibuat tidak dilaporkan adanya korban jiwa maupun kerusakan akibat gempabumi ini. - Rekomendasi:
- Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas Satlak PB dan Satkorlak PBP. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempabumi dan tsunami.
- Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempabumi susulan, yang energinya lebih kecil dari gempa utama.
- Gempabumi ini tidak menimbulkan tsunami, karena walaupun gempabumi ini berpusat di laut, namun energinya tidak cukup kuat untuk memicu tsunami.
- Mengurai Perkembangan Tektonik Pulau Seram dan Ambon
Rabu, 6 Februari 2008 - Wahyu Budi Setyawan, Budi Wijaya dan Agus Guntoro
- Pulau Seram dan Ambon adalah bagian dari Busur Banda. Data stratigrafi menunjukkan bahwa perkembangan tektonik kedua pulau itu, dari Paleozoik sampai Miosen, sangat erat dengan perkembangan tektonik tepi benua Australia. Interaksi konvergen antara lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik pada Miosen Akhir yang diikuti oleh rotasi Kepala Burung berlawanan arah jarum jam pada Mio-Pliosen telah menyebabkan perkembangan tektonik kedua kawasan itu berbeda, sehingga unit litologi dari Pulau Seram dan Ambon dapat dibedakan menjadi Seri Australia dan Seri Seram. Data Stratigrafi menunjukkan bahwa paling kurang terjadi dua kali kompresi tektonik dan dua kali "continental break up" berklait dengan pembentukan Pulau Seram dan Ambon. “Continental break up” pertam yang diikuti oleh kompresi tektonik yang pertama terjadi pada Paleozoik. Kontraksi kerak bumi yang terjadi setelahnya meletakkan batuan-batuan metamorfik tingkat tinggi, seperti granulit, ke dekat permukaan, dan mantel atas tertransport ke atas membentuk batuan-batuan ultra basa. Setelah itu, terjadi erosi menyingkap batuan-batuan metamorfik dan disusul dengan “thermal subsidence” yang membentu deposenter bagi pengendapan Seri Australia. Continental break up yang ke-dua terjadi pada Jura Tengah, dan diikuti oleh pemekaran lantai samudera dari Oxfordian sampai Neocomian. Peristiwa ini berkaitan dengan selang waktu tanpa sedimentasi dalam Seri Australia pada Callovian dan Neocomian. Kompresi terakhir terjadi pada Miosen Akhir. Kejadian ini sangat kritis bagi evolusi geologi Pulau Seram dan Ambon. Interaksi konvergen yang terjadi menyebabkan Seri Auistralia mengala “thrusting”, pengangkatan orogenik, dan perlipatan sehingga berubah menjadi batuan sumber bagi Seri Seram. Kompresi itu menyebabkan penunjaman lempeng kerak samudera yang undefined ke bawah proto-Seram dan proto-Ambon, dan juga memicu aktifitas volkanik Ambon dan intrusi granit yang mengandung kordierit. Sementara itu di proto-Seram muncul basalt Kelang. Pulau Ambon terangkat dan muncul pada Pleistosen.
- Prosiding IAGI 29th Annual Convention Vol. 4, Bandung 21-22 November 2000, 33-45 (2000); ISBN 979-96140-2-3 (Vol 1-4) -
No. arsip : -00001